KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS KADER DESA PANGADEGAN

Bertempat di Balai Desa Pangadegan, pada hari Rabu (28/05/2014) diadakan kegiatan peningkatan kapasitas Kader Posyandu.  Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Pelaku PNPM Desa Pangadegan dengan UPTD Puskesmas Rancakalong.  Kegiatan ini diisi dengan penyampaian materi tentang Teknik Dasar Penyuluhan Kesehatan untuk Kader posyandu yang disampaikan oleh Tim Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Rancakalong.  Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan simulasi kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Posyandu.

Dokumentasi :

  




Related Posts:

PERTEMUAN BULANAN PKK DESA NAGARAWANGI

Nagarawangi (26/05/2014), bertempat di Balai Desa Nagarawangi diadakan Kegiatan Pertemuan Bulanan PKK Desa Nagarawangi.  Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tiap bulan dan biasanya dilaksanakan di akhir bulan.  Dalam kegiatan kali ini diisi dengan penyampaian materi dari :
1.  Ketua TP PKK Desa Nagarawangi tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga
2.  Tenaga Penggerak Desa (TPD) KB Desa Nagarawangi
3.  Bidan Desa Nagarawangi tentang Kabupaten Sehat
4.  Petugas Promkes Puskesmas Rancakalong tentang HIV-AIDS

Dokumentasi :







Related Posts:

Posko KLB untuk MERS CoV

Jakarta, 8 Mei 2014

Masyarakat dapat menghubungi Posko KLB PP & PL untuk menanyakan perihal Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus atau MERS-CoV di nomor telepon 021-4257125, 36840901, atau 42877588 dan melalui pesan singkat (SMS gateway) di nomot 0857-6459-997 atau 0857-6459-996.

Posko KLB ini bukan baru dibentuk saat merebaknya kasus MERs CoV, namun telah ada sejak muncul kasus flu burung.
MERS CoV merupakan penyakit sindroma pernapasan yang disebabkan oleh novel corona virus. Gejala yang sering dialami, diantaranya demam, batuk dan sesak napas, bersifat akut, dan biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid (penyerta). Situs Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengabarkan, sejak pertama kali dilaporkan pada September 2012 di Saudi Arabia sampai dengan tanggal 26 April 2014 terdapat 261 kasus konfirmasi dengan 93 kematian akibat virus MERS COV. Hingga saat ini kasus MERS CoV telah ditemukan di 14 negara baik di wilayah Timur Tengah,  Eropa, Afrika, dan Asia dan belum ada pengobatan spesifik maupun vaksin untuk pencegahan virus korona tersebut.

Untuk menhindari MERS CoV khususnya bagi masyarakat yang akan pergi umroh akan pergi ke jazirah Arab, terapkan 7 Anjuran Kesehatan ini, yaitu :

1.    Selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) (makan bergizi, istirahat cukup dll). Ini penting karena penyakit terjadi karena ketidaak seimbangan antara host, agent, environment
2.    Rajin dan seringlah Cuci Tangan Pakai Sabuh (CTPS), yang secara ilmiah sudah terbukti dapat mencegah penularan penyakit
3.    Sedapat mungkin gunakan masker bila sedang dalam kerumunan orang
4.    Bila memang punya penyakit kronik (DM, penyakit jantung paru kronik, gangguan ginjal atau penyakit kronik lain), maka cek lah ke dokter anda sebelum bepergian ke jazirah Arab,dan gunakan obat rutinnya secara teratur
5.    Kalau selama di Arab ada keluhan batuk, demam dll (sesak) yang cepat (dalam 1-2 hari) memburuk, maka segera konsultasi pada petugas kesehatan.
6.    Bila dalam kurun waktu 14 hari sampai di tanah air mengalami keluhan2 batuk, demam dll (sesak) yang cepat (dalam 1-2 hari) memburuk, maka segera konsultasi pada petugas kesehatan, dan beritahu petugas kesehatan bahwa anda baru kembali dari Arab
7.    Karena situasi penyakit MERS CoV ini mungkin saja berubah dari hari ke hari, maka kalau memang ada rencana Umroh atau bepergian ke jazirah Arab maka selalu ikuti berita akurat mutakhir tentang perkembangan MERS CoV ini.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id

Related Posts:

MERs CoV : RS DAN PETUGAS SURVEILANS SIAGA 24 JAM

Jakarta, 8 Mei 2014

Pemerintah telah menyiagakan RS dan petugas surveilans untuk bekerja 24 jam, termasuk petugas di Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai antisipasi menyebarnya virus Corona. Kasus MERs CoV (Middle East Respiratory Syndrom Corona Virus) ini tingkat keparahannya sedang dan Indonesia sudah memiliki pengalaman dalam kasus SARS dan Flu Burung beberapa waktu lalu. Ini bisa menjadi modal yang baik dalam dalam penanagan MERS.

Demikian pernyataan Plt. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Prof. dr. Agus Purwadianto saat ditanya wartawan menyusul eskalasi kasus MERS CoV yang semakin meningkat di dunia.

Menurut Prof. Agus, hingga kemarin (7/5), dipastikan belum ditemukan satu pun kasus positif MERS CoV di Indonesia.

Sementara itu, menyusul peningkatan eskalasi MERs CoV di Arab Saudi, Kemenkes mengimbau kepada calon jamaah umroh untuk menunda pemberangkatan umroh sesuai dengan travel advisor dari Pemerintah Arab Saudi.

Kami terus menghimbau itu (penundaan) sampai saat ini, sambil kita ditinjau terus perkembangan virus koronanya. Sebab, risiko penularan itu tetap ada dan belum bisa kita  duga, tambah Prof. Agus.

Ditambahkan bahwa hal yang paling utama mendorong penundaan ini ialah hingga saat ini belum ada obat untuk virus korona.

Pertimbangan kedua, ialah risiko saat berkumpul dengan banyak orang saat di Arab Saudi. Dimana dikhawatirkan virus tersebut menularkan ke jamaah Indonesia.
Jadi, sudah selayaknya para calon jamaah umroh dan haji khususnya  Lansia untuk menunda pemberangkatan. Paling tidak, sampai tim-tim ahli dari WHO bisa memastikan status kasusnya. Saat ini Pemerintah sedang menunggu hasil dari Tim tersebut. Kemenkes akan mengikuti ketetapan aturan internasional.

Ini bukan hanya menyangkut jamaah umroh saja, tegas Prof. Agus.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id

Related Posts:

Badan Litbangkes Siap 24 Jam Terima Sampel MERS-CoV

Jakarta, 8 Mei 2014

Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyatakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan siap menerima sampel selama 24 jam untuk memeriksa sampel apakah terjangkit penyakit Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus atau MERS-CoV.

Laboratorium kami siap 24 jam menerima sampel. Silakan dikirimkan, ujarnya saat jumpa pers di RS Persahabatan (7/5). Menurut Prof. Tjandra, Balitbangkes sedang menunggu pengiriman sampel dari Medan dan Bali untuk memastikan terjangkit virus korona atau tidak.

Angka kematian disebabkan MERS-CoV saat ini mencapai 30 persen namun Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum merekomendasikan pembatasan bepergian.

Tidak perlu khawatir berlebihan karena tingkat infeksinya kecil jika dibandingkan dengan seluruh jamaah di sana, ujar Tjandra.

Meski demikian, jamaah umroh dan WNI yang bepergian ke negara-negara Arab diharapkan untuk dapat waspada dan segera menghubungi petugas kesehatan jika mengalami gejala-gejala demam tinggi, flu, batuk dan sesak napas.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id

Related Posts:

Cegah MERS CoV, Kemenkes Tingkatkan Kesiapsiagaan di Pintu Masuk Negara

Jakarta, 5 Mei 2014

WHO mengeluarkan peringatan penting tentang penyebaran Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV) berupa travel advise. Sampai dengan 1 Mei 2014, WHO tidak menerapkan travel restriction.

"Terkait peningkatan kasus MERS Cov yang sangat signifikan di Timur Tengah, hingga saat ini WHO belum menyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), apalagi pandemi", ujar Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, pada Rapat Koordinasi Tingkat Menteri di Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Jakarta (5/5).

Menkes menyatakan bahwa pemerintah Indonesia memperhatikan secara serius masalah MERS CoV karena banyaknya warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Arab Saudi sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI), atau menjalankan ibadah haji dan
dan umroh.

Kasus MERS CoV tidak hanya ditemukan di Jeddah, tetapi sampai dengan Mekkah dan Madinah. Ini merupakan kota-kota yang sering dikunjungi jemaah Indonesia, kata Menkes.

Untuk itu, Kemenkes telah meningkatkan kesiapsiagaan di point of entry untuk mendeteksi kesehatan para jemaah baik haji maupun umroh saat kembali ke Tanah Air, melalui penyebaran Health Alert Card (HAC), pemasangan leaflet dan banner di 49 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), termasuk 13 KKP Embarkasi.

Selaras dengan hal tersebut, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Gatot Abdullah Mansyur, menyatakan bahwa akan bersama-sama Kemenkes RI untuk meningkatkan kesiapsiagaan di pintu masuk negara khususnya melakukan pemeriksaan kepada TKI yang pulang ke Indonesia. Selain itu, bersama dengan Kementerian Luar Negeri juga terkai peningkatan alertness bagi sekitar 1,2 juta TKI di wilayah Jazirah Arab.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Agama RI, Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si, menyerukan agar para jemaah dari Indonesia yang akan berangkat ke wilayah Jazirah Arab untuk dapat mengetahui dan berhati-hati serta melakukan langkah pencegahan selama menjalankan ibadah haji maupun umroh.

MERS CoV merupakan penyakit sindroma pernapasan yang disebabkan oleh novel corona virus. Gejala yang sering dialami, diantaranya demam, batuk dan sesak napas, bersifat akut, dan biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid (penyerta). Situs Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengabarkan, sejak pertama kali dilaporkan pada September 2012 di Saudi Arabia sampai dengan tanggal 26 April 2014 terdapat 261 kasus konfirmasi dengan 93 kematian akibat virus MERS COV. Hingga saat ini kasus MERS CoV telah ditemukan di 14 negara baik di wilayah Timur Tengah,  Eropa, Afrika, dan Asia dan belum ada pengobatan spesifik maupun vaksin untuk pencegahan virus korona tersebut.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id.

Related Posts: